Ketika apa yang kita rasakan tidak lagi sesuai dengan apa yang kita ucapkan.. maka saat seperti inilah kebohongan dan dusta mulai merajai hidup, seorang penulis selalu berusaha merangkai kata berdasar analisa logika, fakta dan terkadang terselip perasaan pribadinya.
Seolah kebanyakan penulis ingin menyampaikan suka dukanya, namun dari kebanyakan penulis lebih cendrung untuk menutupi apa yang sebenarnya ingin ia ceritakan, karena mungkin bagi mereka ukuran perasaan dalam hatinya adalah privasi, jadi dalam ceritanya mereka lebih suka menulis berdasar sundut pandang orang kedua ato ketiga (berbeda-beda) !
Namun dalam kenyataan.. seperti apapun penulis menceritakan sebuah kisah dan di balut dengan sudut pandang orang-orang yang berbeda sehigga terkesan dan terlihat itu bukanlah kisah pribadinya, namun hal tersebut tetaplah sebuah kejujuran, karena cerita yang ia tulis terlahir dari tangannya sendiri (pikir ku)!
Ukuran sebuah rasa yang terlahir dari hati manusia memang tidak akan pernah bisa untuk di bohongi meskipun dalam menceritakannya lewat nama tokoh-tokoh yang berbeda- beda dan terdiri dari sudut pandang yang berbeda pula !